Quantcast
Channel: Cinta Berita
Viewing all articles
Browse latest Browse all 13746

Perjuangan Murid SD Pinggiran Yang Harus Menyebrangi sungai Untuk Sampai Sekolah

$
0
0


CINTABERITA -Di Belitong tersedia SD Muhammadiyah Gantong yang reyot tetapi mempunyai siswa ceradas dan semangat. Di pinggiran Banjarmasin tersedia SDN Basirih 10. Meski infrastruktur seadanya, 75 siswa dan guru tetap dorongan belajar. Mereka menjadikan minimnya infrastruktur sebagai kelebihan. Sebagai pelestari kearifan budaya sungai yang sesungguhnya POKER ONLINE .

Jarum jam memperlihatkan angka 07.30 Wita. Sinar sang surya terasa menerobos rerimbunan pepohonan yang tersedia di bantaran Sungai Kuin Kacil di Simpang Jelai Banjarmasin. Sejurus, seorang anak mengenakan pakaian putih dan rok merah bersama dengan tangkas tangannya merapikan ikatan tali sepatu. "Mak...ulun tulang ka sekolah (Bu, saya berangkat ke sekolah)," pamit si bocah kepada ibunya yang tengah masak di dapur.

Ya, bocah itu bernama Nuramanah. Dia tidak benar satu dari 75 siswa dan siswi SDN Basirih 10. Setelah bersalaman bersama dengan sang ibu, dia menyusuri jalan kecil di depan rumuhnya menuju bantaran sungai.

Di pinggir sungai sudah tersedia temannya, Saidah Aisyah yang termasuk siswi SDN Basirih 10. Tangan mungilnya segera melepaskan ikatan tali jukung (perahu sampan didalam bhs Banjar).Keduanya berbarengan mengayuhkan dayungnya menyusuri sungai menuju sekolahnya yang perlu kala kira-kira 15 menit. 

Naik jukung jadi kesibukan yang akrab baginya. Bahkan jukung satu-satunya alat transportasi untuk menuju dan pulang sekolah. Karena sampai kini belum tersedia akses jalan darat untuk menuju tempat belajar tersebut. "Kalau arusnya deras, mendayungnya harus kencang. Kalau tidak kencang, kami mampu terbawa arus," ucap Nuramanah DOMINO ONLINE.

Begitu halnya puluhan siswa lainnya. Meski lebih dari satu diantar orangtunya, semua yang sekolah di SDN Basirih 10 memakai kelotok. Tak heran di dekat sekolahan itu berjajar rapi belasan kelotok yang jadi transportasi para siswa dan guru.

Kepala SDN Basirih 10 Banjarmasin, Yuseri menjelaskan wilayah sekolah yang dia pimpin terlalu unik sebab harus memakai transportasi air. Kondisi tersebut justru jadi penyemangat dirinya dan para guru serta siswa lain, sebagai generasi pelestari budaya sungai.

Yuseri pun menceritakan suka duka perjalanan menuju SDN Basirih 10 Banjarmasin, lebih-lebih kala alam yang tidak mampu bersahabt, entah itu air dangkal atau hujan lebat tiba-tiba mengguyur mereka kala di Jalan.

"Kalau hujan itu jadi kekhawatiran kamu, sebab kala tengah diatas kelotok, kemudian hujan mengguyur, habislah sudah dan kami tidak mampu apa-apa, akhirnya basah semua," ceritanya AGEN BANDARQ.





Viewing all articles
Browse latest Browse all 13746

Trending Articles