sepasang merpati memadu kasih.
Buatku kasih itu diukur dengan kegiatan seks yang telah kita lakukan. Istriku ini pertama kali tahu bentuk burung seorang laki-laki itu dari aku, karena aku yang memberitahunya, mulai dari cara memegang, mengulum sampai cairannya keluar. Kejadian pertama aku lakukan kepada istriku sekarang sewaktu kita masih berpacaran, yaitu pada saat aku masih kost dekat dengan kampusku.
Aku ajak dia bermesraan di dalam kamar, lalu kubuka pakaiannya atasnya, kuciumi buah dadanya yang saat itu masih mengkel dengan puting berwarna merah kecoklat-coklatan. Dia menggelinjang merasakan nikmatnya isapan di payudaranya. Kubiarkan dia mendesah dibarengi dengan erangan nafsu yang coba membakar dirinya. Masih terus aku mencium dan menjilati puting payudaranya, tangan kananku asyik membuka celana jeansnya.
Dia benar-benar lupa diri saat itu, dia biarkan celananya lepas dari kakinya. Pelan-pelan kulepas lagi celana dalamnya dan kutarik sampai ke ujung kKuusap-usap sesekali kegenggam gundukkan vaginanya terasa begitu tebal dan basah. Dia mendesah dan menggeliat tak karuan, dari dada aku langsung turun ke bawah untuk mencium aroma vaginanya. Dia terdiam sambil melihatku turun kebawah dan mencium vaginanya. Sesampainya aku di vaginanya, langusung kucium bulu-bulunya dan kutempelkan bibirku di bibir vaginanya. Dia mengerang dan meremas kepalaku dengan kencang, aku tahu kalau dia sudah nggak tahan diperlakukan seperti itu.
“Suu.. suddah dong, aku nggak tahan lagi” erangnya.aki. Kulihat bulu-bulu yang tumbuh di sekitar vaginanya.
Aku dekati wajahku ke mukanya dan kulumat bibirnya, sambil berkata, “Kenapa? Kamu geli banget ya?
“Sudah ya, nanti kita keterusan.. bisa bahaya nanti” pintanya.
“Inikan baru pemanasan!” jawabku.
“Memangnya mau ngapain lagi, sudah ya.. jangan lagi!” tegasnya.
Aku diam tertunduk sambil menahan gejolak birahi yang sudah bangkit dan mau meledak ini.
“Kok diam, kenapa.. kamu jadi pusing ya?” tanyanya sambil tersenyum.
Aku mengangguk pelan, dan dia memegang mukaku dan menciumku dengan lembut.
Aku kembali memegangi payudaranya dan memilin putingnya. Dia kembali mendesah, dalam hati aku berharap permainan ini harus tuntas. Aku mencium payudaranya dan mengarahkan tangan kirinya ke arah burungku yang sudah mengencang. Pelan-pelan dia buka resleting celanaku dan mencoba meraih burungku yang ada di balik celanaku. Aku merasakan sepertinya dia kesusahan meraih burungku. Aku bangun dari tempat tidur, membuka kaos dan celanaku sampai telanjang bulat. Dia melihat terbelalak melihat burungku, aku duduk di sampinnya dia tidur.
Aku pegang tangannya dan mengarahkannya ke arah burungku. Burungku juga sudah basah dengan cairanku sendiri, begitu dia pegang burungku terasa tanganya menjadi licin karena cairanku sudah banyak keluar. Tangannya bergerak sesuai dengan nalurinya memaunkan burungku. Asyik dia bermain dengan burungku sedangkan aku asyik memandangi tubuhnya yang putih itu. Aku dekatkan kembali bibirku ke bibir vaginanya sambil menciumi bulu-bulu yang tumbuh di vaginanya. Sekarang posisi kita jadi 69 cuma bedanya aku tidak diatas badannya. Aku jilati semua daerah di sekitar vaginanya kadang aku buka bibir vaginanya dan memainkan itilnya. Dia mengejang dan merintih menahan kegelian yang kulakukan di vaginanya.
Aku bangun dari tempatku dan langsung menindihnya. Dia sudah nggak tahan lagi untuk segera melakukan hubungan badan denganku. Dia terus memegang burungku dan coba untuk mengarahkan ke lobang vaginanya. Kutahan tangannya yang coba memaksakan burungku masuk ke dalam.
“Lho kenapa? Kok kamu jadi berhenti?” katanya.
“Jangan dimasukkan deh, aku nggak mau beresiko” jawabku.
“Kamu maunya diapain?” jawabnya lagi.
Aku tempelkan burungku ke bibir vaginanya, ketekan dan kegesek-gesek. Dia mengerang geli dengan mata yang tertutup rapat. Aku tindih badannya dengan badanku dan terus menggerakkan pantatku maju mundur. Dia terus mengerang dan mendesah. Aku paling senang melihat wanita kalau lagi berhubungan badan, desahannya, erangannya, dekapannya sampai kenikmatan yang aku berikan, seperti lupa segala-galanya. Dia ikut bergerak tak menentu untuk menambah kenikmatan itu. Pelukannya kurasakan makin kencang dengan ditambah dekapan kakinya di pinggangku semakin mengeras.
“Ahh.. aku kkelluarr, ah.. ah.. ah” desahnya.
Aku ciumi dia dengan semangat agar dia bisa merasakan orgasmenya dengan nikmat. Akhirnya dia menegang dan badannya seperti kesetrum listrik bergetar menahan banyaknya cairan yang dikeluarkan. Aku peluk dia sambil tersenyum, dia sepertinya malu dan kemudian menyembunyikan wajahnya dalam dadaku. Aku angkat wajahnya dan kulihat wajahnya sayu menahan malu dan nikmat yang dia rasakan.
“Enak sayang, nggak usah malu, itu normal kok..!” kataku.
“Kamu juga udah keluar!” tanyanya lagi.
“Belum!” jawabku.
Aku duduk disampingnya yang ikut duduk untuk kembali mendekapku dari samping.
“Burungmu masih berdiri aja sih, emang nggak diam dulu?” katanya.
“Kalau belum keluar mana mau tidur dia?” kakakku.
Dia pegang burungku dengan dua tangannya. Dia pelintir burungku dan memegangi biji-bijiku, kurasakan nikmat tangan pacarku ini. Aku pegang kepalanya dan mengarahkannya ke arah burungku, dia mendekat dan menciuminya. Aku perhatikan dia memperlakukan burungku, cuma dicium bukannya dikulum.
“Masukkan dong ke dalam mulut” ajarku.
“Ah nggak ah, jorok kan..” jawabnya.
“Yah, kagak bakal keluar kalau cuma digituin sayang” jawabku.
“Dimasukkan begini?” kayanta sambil mengarahkan burungku kemulutnya.
“Iya, kayak kumu makan es krim!” kataku.
Kemudian pelan-pelan sedikit demi sedikit dia mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Lama kelamaan dia mulai mengerti apa yang maksudnya dikulum. Dia belajar cepat untuk pemula sepertinya. Dia kocok dan dia masuk dan keluarkan kepala burungku dari mulutnya. Tak lama aku berdiri di depannya, sementara dia duduk di penggir kasur. Aku arahkan batang burungku kemulutnnya. Aku kocok burungku di dalam mulutnya. Sesekali kulihat dia menelan semua batang burungku dan hendak tapi ditahannya.
“Ah, aku udah mau keluar sayang” kataku.
Dia pegang batangku dengan dua tangannya dan membantu mengocok-ngocok batang kemaluanku. Begitu sudah mau keluar kucabut batangku dari mulutnya dan terus mendekap kepala pacarku itu ke arah burungku. Tangannya terus bergerak dam mengocok kepala burungku sambil menciumi batang burungku.
“Ah, ah.. achhs.. hhaahh..” suara yang keluar dari mulutku.
Dia cium seluruh burungku dengan tanpa henti mengocok burungku membuat aku semakin banyak mengeluarkan cairan dan membasahi pipi kananya. Badanku masih mengejang dikit-dikit akibat tangannya yang masih belum diam mengocok burungku.
“Sudah sayang, sudah.. gelikan?” kataku.
“Ihh, pipi aku jadi belepotan kamu bikin” katanya.
Aku rangkul dia dan memeluknya sambil tiduran dan dia memelukku erat.
“Enak juga yah.. tiduran berdua begini telanjang lagi..” candaku.
“Kamu emang demen begini?” jawabnya.
“Eh, siapa yang nggak suka tidur telanjang berdua begini?” jawabku.
Dia diam saja sambil terus mendekapku dan mengelus kepalaku.
Sekarang dia sudah jadi istriku, dan sebelum kami menikaHPun kami tidak pernah melakukan hubungan badan hanya esek-esek saja. Aku selalu bilang kepadanya dulu, kalau kita melakukannya dan menikah, malam pertama kita tidak lagi istimewa karena sebelumnya kita pernah melakukanya. Dan alhasil malam pertama, kita melakukannya pertama kali bersama dan itu nikmat yang kurasakan saat itu.
BANDAR POKER, BANDAR POKER TEPERCAYA,BANDAR POKER TERBAIK,ADU Q,BANDAR Q,DOMINO QQ,POKER,CAPSASUSUN,SAKONG