CINTABERITA - Sejumlah wilayah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), dilanda banjir besar akibat curah hujan yang tinggi yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, yang mencapai puncaknya pada Sabtu (3/6) pagi hingga malam hari.
Banjir terparah terjadi di Kota Tolitoli, ibu kota Kabupaten Tolitoli, dan mengakibatkan satu orang tewas serta ribuan rumah warga terendam banjir setinggi tiga sampai lima meter.
Sementara kabupaten lain yang dilanda banjir adalah Kabupaten Donggala, Sigi, Banggai, Poso, dan Morowali. Ribuan rumah warga di daerah-daerah kabupaten tersebut dilaporkan juga terendam banjir dan banyak warga yang mengungsi.
Pada Minggu (4/6) pagi, banjir memang sudah mulai surut. Namun, laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu, menyebutkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir, kilat dan angin kencang masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang di Kabupaten Sigi, Donggala, Tolitoli, Morowali, Morowali Utara, Banggai, Buol, Tojo Una-Una dan Kota Palu.
Kepala BMKG Palu, Petrus Demon Sili meminta masyarakat di daerah ini untuk tetap waspada dan senantiasa mencermati setiap bentuk peringatan dini yang disampaikan oleh pemerintah di daerahnya masing-masing.
“Kami minta masyarakat tetap waspada, mencermati setiap kejadian di sekitarnya dan BMKG bersama pemerintah daerah dan semua instrumen bencana alam di daerah ini juga terus siaga mengantisipasi segala kemungknan sehingga masyarakat sedapat mungkin dapat dihindarkan dari bencana alam yang terjadi,” katanya di Palu, Sabtu (3/6).
Sementara itu, bencana banjir di Tolitoli terjadi di Kelurahan Panasakan, Tambun Baru, dan Tuweley. Ribuan rumah warga di kelurahan-kelurahan dalam Kota Tolitoli tersebut tergenang banjir hingga setinggi dada orang dewasa.
Banjir terparah terjadi di Kelurahan Tuweley sampai Bumi Harapan dan banyak para penduduknya masih mengungsi ke daerah-daerah yang aman atau ke rumah-rumah keluarganya yang tidak terkena banjir.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (Dapil) Sulteng, Nurmawati Bantilan yang dihubungi CINTACERITA. Minggu (4/6) pagi, menyebutkan perumahan masyarakat di pinggiran sungai di Tuweley sampai Bumi Harapan terendam banjir sampai menyentuh atap rumah.
“Banjir parah juga terjadi di daerah Malosong yang berdekatan dengan pantai, ketinggian airnya juga sampai ke atap rumah warga, sangat memprihatinkan,” kata Nurmawati yang juga asal Tolitoli itu.
Ia membenarkan, ada satu korban jiwa terseret arus banjir di Tuweley, dan jenazahnya masih dalam proses identifikasi di RSUD Tolitoli.
Nurmawati mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tolitoli sudah mengupayakan mengatasi bencaca banjir termasuk mengungsikan masyarakat ke daerah-daerah yang aman serta membuat tenda-tenda darurat. Menurut Nurmawati, upaya Pemkab Tolitoli untuk mengatasi banjir dengan memperbaiki sistem drainase dalam kota serta memperlebar aliran airnya agar bisa menampung air hujan yang berasal dari gunung untuk dialirkan ke laut, belum bisa dirasakan masyarakat secara maksimal oleh masyarakat karena kemampuan APBD nya yang terbatas.
“Termasuk juga upara merelokasi perumahan sepanjang bantaran sungai di Tuwelei belum bisa terlaksana karena terbatasnya APBD Tolitoli,” katanya.
Karena itu Ia berharap pemerintah pusat dapat turut membantu Pemkab Tolitoli mulai dari perencanaan sampai dengan pendanaannya, karena jika tidak, sampai kapan pun banjir seperti ini akan terus berulang setiap tahun.