GROBOGAN - Profesi bidan dianggap terlampau perlu bagi penduduk saat ini, khususnya untuk menunjang ibu-ibu hamil yang hendak melahirkan secara normal.
Salah satu yang masih menekuni profesi berikut adalah Sri Astuti Rintawati. Di usianya yang ke-59 tahun, Sri masih terhubung praktik di Kelurahan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Hampir tiap hari ia melayani tiap-tiap ibu hamil yang berkunjung untuk hanyalah konsultasi atau mereka yang berkunjung untuk memeriksakan keadaan kesehatan sang janin.
Sri terhubung klinik bersama dengan dibantu lima bidan, dua perawat dan dua dokter umum. Klinik berikut tidak cuma melayani konsultasi kehamilan dan proses persalinan, namun juga siap menampung tiap-tiap pasien yang berkunjung untuk berobat.
Bandar Togel Bandar Togel Terbaik Bandar Togel TerpercayaBerlatarbelakang pendidikan kebidanan, Sri udah melanglang buana ke sebagian daerah. Prosesnya sebagai bidan pun akhirnya mengantarkan dia sebagai Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Grobogan periode th. 2008-2013. Kini dia juga aktif sebagai pengurus IBI Jawa Tengah.
Ada pengalaman Sri sepanjang jadi bidan sejak th. 1983 silam. Salah satu yang paling diingatnya adalah disaat tersedia pasien ibu hamil yang tidak membayar usai persalinan.
"Kalau pengalaman sepanjang jadi bidan banyak. Misalnya disaat selesai persalinan, namun tidak dibayar.
Saya senantiasa ikhlas menunjang walau tidak mendapatkan bayaran dari pasien saya, gara-gara yang paling utama bagi saya adalah keselamatan pasien-pasien saya," ujar Sri.
“Kalau angka kelahiran yang saya tangani di klinik pada 2018 umumnya per bulan 10 sampai 15 kelahiran.
Kami juga melaporkannya ke Puskesmas. Klinik ini kerja mirip bersama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Grobogan sehingga diurus akta dan KK-nya secara gratis," kata bidan Sri.
Baca juga : Istri IAS Melenggang ke Senayan, Istri dan Putri Wali Kota Makassar TersingkirSaat ditemui Sri juga sempat bercerita tentang kisah hidupnya sampai jadi seorang bidan seperti saat ini ini. Ia jadi bidan gara-gara saat kecil dulu banyak melihat banyak orangtua yang meninggal dunia usai melahirkan. Sri menjadi iba.
"Saya memiliki stimulus jadi bidan, Karena saya mengidamkan menekan angka kematian ibu saat melahirkan, gara-gara banyak para ibu yang meninggal sesudah melahirkan." ujar Sri.
Wanita lulusan UGM Yogyakarta ini juga senantiasa berupaya memberi tambahan layanan yang paling baik sepanjang bekerja jadi bidan. Selain memberi tambahan pertolongan kepada ibu-ibu hamil, bidan Sri juga kerap memberi tambahan penyuluhan dan berbagi pengetahuan tentang nutrisi yang kudu dipenuhi saat ibu hamil juga penyakit-penyakit yang kerap menjangkiti ibu-ibu hamil.
"Banyak ibu hamil yang hepatitis B, saya laporkan ke Dinkes sebelumnya saya laporkan ke Puskesmas.
Atau jika di sini banyak Ibu hamil hemoglobinnya rendah. Masing-masing ibu hamil saya kasih 10 baglog, tempat tanam jamur tiram. Setiap hari Jumat disaat tersedia senam ibu hamil, senantiasa saya pantau.
Jika udah saatnya dipanen, kemudian dimasak bersama dengan untuk dimakan bersama-sama bersama dengan ibu hamil.
Jamur tiram itu sanggup menaikkan hemoglobin, gara-gara mempunyai kandungan dua kali lipat zat besi dibandingkan jamur kancing, dan sanggup mencegah anemia saat hamil juga sanggup memberi tambahan nutrisi ke otak si bayi," kata Sri.
Respons pemerintah desa lanjut bidan Sri juga positif. Setiap tersedia program sosialisasi mereka menunjang demi kebaikan.
Sosialisasi yang saya jalankan tidak melulu cuma soal kehamilan. Tapi juga kesehatan lingkungan, pranikah, juga sosialisasi bagi ibu yang udah menopause atau ibu lansia.
"Saya juga jalankan penyuluhan kepada remaja-remaja, khususnya persiapan sebelum saat mereka menikah dan memiliki rencana kehamilan.
Terkait gizi pun saya juga senantiasa memberi tambahan sosialisasi tentang gizi anak kepada para ibu hamil untuk senantiasa makan makanan kaya akan nutrisi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, sehingga anak yang dilahirkan tumbuh dan berkembang memiliki potensi prestasi untuk jadi generasi maju penerus bangsa." Tutup Sri. (goz)