Aksi selanjutnya merupakan anggota kampanye melawan kematian bayi, dan mendobrak tabu menyusui di ruang publik yang masih marak di sedang masyarakat.
Diiringi musik pop, ribuan ibu itu menyusui bayi mereka di Stadion Carnous Manila. Bahkan, tak jarang di pada mereka menyusui dua bayi sekaligus.
Breastfeeding Pinays, panitia acara tersebut, perlihatkan gerakan menyusui di ruang publik selanjutnya untuk mengampanyekan pertolongan ASI sedikitnya selama 6 bulan pertama kehidupan sang bayi.
"Pemberian ASI selama enam bulan pertama kehidupan benar-benar mutlak untuk menghimpit tingkat kematian bayi yang masih tinggi di Filipina. Kematian bayi di Filipina seringkali disebabkan sang ibu tak berikan ASI," tutur Ros Macachor, aktivis Breastfeeding Pinays kepada AFP layaknya dilansir Straits Times.
Ia mengatakan, biasanya kaum ibu di Filipina hanya berikan ASI kepada bayi mereka selama 24 hari pertama sejak kelahiran.
Setelah itu, kata dia, biasanya kaum ibu mengimbuhkan susu formula yang marak dijual di pasaran sebab jejaring konglomerasi.AGEN BANDARQ
World Health Organization (WHO) di dalam kajiannya tahun 2013 menunjukkan, hanya 34 prosen bayi yang berusia di bawah 6 bulan di Filipina diberi ASI eksklusif.
Hal selanjutnya berbanding terbalik dengan takaran bayi di bawah umur 6 bulan yang mendapat asupan susu formula, yakni menggapai 36 persen.
Menurut WHO, fenomena itu disebabkan trick pemasaran yang agresif berasal dari pengusaha-pengusaha susu formula.
Strategi pemasaran yang cenderung agresif itu dilaksanakan para pebisnis sebab Filipina menerapkan undang-undang yang dirancang supaya kaum ibu mau mengimbuhkan ASI kepada bayi. AGEN POKER
Sementara Unicef melansir, 28 orang per 1.000 warga Filipina meninggal dunia pas masih berusia di bawah lima tahun.
Jumlah itu cenderung alami penurunan sejak tahun 1990, yakni 56 orang per 1.000 warga Filipina yang meninggal ketika berusia di bawah lima tahun.
Meski menurun, Filipina betekad turunkan rasio kematian warga umur di bawah lima tahun selanjutnya menjadi 19 orang per 1.000 warga.
“Kampanye ini untuk mengajarkan kaum ibu di mana pun, dan kapan saja, mereka sanggup dan tidak perlu malu-malu menyusui bayinya. Segala tabu menyusui di ruang publik perlu didobrak,” terang Macachor.
Selama ini, sambungnya, banyak warga yang berpikiran ibu menyusui bayi di ruang publik adalah kesalahan.
Bahkan tak jarang warga, lelaki maupun perempuan, mengintimidasi kaum ibu untuk masuk ke toilet ketika menyusui sang bayi.
“Intimidasi itu selayaknya tak perlu terjadi. Menyusui bayi di toilet benar-benar tidak sehat. Setiap ibu memunyai hak untuk menyusui anak-anak mereka kapan pun dan di mana pun,” tandasnya.