CINTABERITA - Hampir tiap suku di Indonesia punya tarian khas disertai kostumnya. Tak jikalau bersama dengan Suku Dayak di Kalimantan punya kostum seperti monster.
detikTravel datang ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim lebih dari satu kala selanjutnya kala pembukaan Festival Erau. Ada tarian berasal dari Suku Dayak yang memakai kostum bernama Hudoq .
Diiringi nyanyian dan musik tradisional buat merinding kala mendengarkannya bersama dengan cermat. Seperti nama kostumnya, inilah Tari Hudoq yang digunakan untuk menyambut musim panen atau era tanam.BANDAR DOMINO99
detikTravel datang ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim lebih dari satu kala selanjutnya kala pembukaan Festival Erau. Ada tarian berasal dari Suku Dayak yang memakai kostum bernama Hudoq .
Diiringi nyanyian dan musik tradisional buat merinding kala mendengarkannya bersama dengan cermat. Seperti nama kostumnya, inilah Tari Hudoq yang digunakan untuk menyambut musim panen atau era tanam.BANDAR DOMINO99
"Yang tadi itu namanya Tari Hudoq. Ditarikan setelah pesta panen padi, berladang. Upacara hudoq untuk panen padi," kata Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Dayak Modang, Lidia Haw Liah.AGEN BANDARQ
Kostum Hudoq sendiri terbagi jadi lebih dari satu karakter. Tak hanya itu, lebih dari satu sub-suku Dayak punya kostum hudoq yang berbeda pula.
"Ada lebih dari satu karakter, berasal dari hutan apolagan atau kayangan, ada yang hepui atau perempuan. Lalu ada hudoq berasal dari Dayak Bahau," kata dia menjelaskan.
Hudoq ada kostum tarian khas Dayak yang dibikin berasal dari daun pisang sabah. Biasanya pisang ini dibikin untuk pisang goreng.DOMINO99
Jika di Dayak Modang untuk pesta panen padi, jikalau di Dayak Bahau, tarian hudoq digelar sebelum menanam padi.
"Biasanya upacara hudoq kawit memanggil asmanya padi supaya panennya makmur di Pulau Kumala," kata dia.
Untuk diketahui, masyarakat Dayak Modang dan Bahau ini tidak mampu hidup bersama dengan ladang. Kondisi kala ini, masyarakat Dayak khawatir dikarenakan terhadap biasanya lahan di Kaltim beralihfungsi jadi lahan sawit dan pertambangan batu bara.
"Hal itu berpengaruh sekali bersama dengan rutinitas istiadat. Maka kami selalu mengkaderkan anak-anak ini mampu meneruskan budaya ini. Pemerintah pun sedang menyusun raperda yang melestarikan budaya ini supaya lestari seperti di Bali mampu dijaga," kata dia.
Dengan lestarinya budaya di Kutai Kartanegara, para pemerhati hudoq mengidamkan wisman datang bukan diundang tapi datang bersama dengan sendirinya. Terakhir, Tari Hudoq selalu berjalan setahun sekali di pasca atau pra panen