CINTABERITA - Gambar berasal dari sebuah account fasilitas sosial Instagram menempatkan lebih dari satu foto siswa dengan gambar tak senonoh. Di account tersebut tampak gambar remaja laki dan perempuan yang berpose nakal.BANDAR DOMINO99
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berharap sekolah dan orang tua siswa membuat program dengan untuk pertolongan anak. Wakil Ketua KPAI Maria Advianti, mengatakan pertolongan anak berasal dari internet kudu dikerjakan oleh orang tua dan sekolah.AGEN BANDARQ
"Idealnya sekolah dan keluarga membangun komunikasi berkenaan literasi medsos bagi anak-anak mereka. Dan membuat program pertolongan anak berasal dari internet yang saling terkoneksi antara sekolah dan orang tua," kata perempuan yang akrab disapa Vivi ini.
Dia mengatakan, saat ini literasi fasilitas sosial tetap sedikit. Beberapa organisasi penggiat pertolongan anak di internet kencang menyuarakan hal ini.AGEN POKER
Namun begitu, pemerintah juga telah menyediakan literasi fasilitas sosial layaknya berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementerian Agama (Kemenag) dan lainnya.
Namun, hal ini tidak berlangsung mulus gara-gara kalah kuantitas dengan pengguna medsos dan sikap orang tua yang tetap abai pada anaknya. Vivi yang fokus pada pertolongan pornografi mengatakan, peran sekolah juga kudu ditingkatkan untuk menghindar siswa terjebak pada pemanfaatan medsos yang tidak tepat. DOMINO KIUKIU
"Gaung literasi medsos tetap kalah kencang dibandingkan kuantitas pengguna medsos yang luar biasa banyak. Di segi lain, orang tua tetap banyak yang abai dengan aktivitas medsos anak-anak mereka, khususnya yang melaksanakan aktivitas negatif," ujarnya.
"Sekolah-sekolah juga belum betul-betul melaksanakan program literasi bermedsos yang baik dan aman. Akhirnya layaknya ini, anak-anak diterpa type hidup seks bebas tanpa tahu atau tahu resiko yang mereka hadapi," sambung Vivi
