CINTABERITA - Rumah susun (rusun) Penjaringan yang rancangan revitalisasinya sempat terhambat, kini sedang di dalam sistem pengerjaan. Menurut warga, pengerjaannya baru diawali awal tahun ini.
Rusun Penjaringan, Jalan Tanah Pasir, Jakarta Utara, Rabu (28/6/2017), kompleks blok E, F, dan G yang direvitalisasi udah dipagari tinggi, sinyal pelaksanaan proyek berlangsung. Dari rusun blok D yang tersedia di hadapannya, terlihat alat berat dan tiang pancang pondasi tertancap di wilayah proyek. Ada pula rangka pondasi yang belum dipasang, dan juga bahan material lainnya.
Hanya saja suasananya sepi karena buruh bangunan sedang libur lebaran. Setidaknya udah sepekan ini.
"Lagi libur. Kan lebaran. Dari 2 hari apa 3 hari sebelum lebaran gitu," ungkap warga Rusun Penjaringan, Susi.
Menurut Susi, pada mulanya pengerjaan revitalisasi sempat terhenti karena masalah tender. Namun, warga lain menyebut masalahnya adalah perizinan.
"(Mangkrak karena) Tendernya nggak tersedia yang berani. Nggak tersedia yang lelang. Baru laku lah gitu. (Dirubuhin) Ya itu Januari. Dirubuhin, langsung bangun. E, F, G, tiga blok itu. Saya berasal dari blok E," ujar Susi lagi.
Cerita berlainan singgah berasal dari Nasron. Warga yang pada mulanya terhitung tinggal di blok E ini mengatakan, terlambatnya revitalisasi akibat tersandungnya izin penghapusan aset.
"Mulai dibongkar tidak cukup lebih tanggal 15 Februari, diruntuhin. Langsung dibuat pagar, habis pagar langsung dibongkar. Jadi 9 bulan pernah nongkrong. Jadi berasal dari tanggal 6 Juni pas udah dikosongkan, pas itu tiba-tiba proyek tertunda. Alasannya, jadi proyek dijalankan tidak sanggup bersama-sama dengan perizinan. Kebetulan untuk perizinan aset Pemda kudu dihapuskan dulu," kisahnya.
Rusun Penjaringan jadi tempat tinggal warga korban kebakaran kolong tol Bandengan sejak 1988 lalu. Rusun yang dahulu disebut sebagai percontohan ini, pertengahan 2016 lalu, tiga bloknya dikosongkan sementara. Para penghuni terpaksa rubah karena bangunan ini direvitaliasi.