CINTABERITA - Moskow, ibukota Rusia yang cantik ini, memang menarik untuk dijelajahi. Selain keindahan yang ditawarkan, pesatnya perkembangan muslim di Moskow, menjadi alasan tim Jazirah Islam mendatangi negeri beruang merah ini.
Dari 12,5 juta jiwa penduduk Moskow, 2 juta di antaranya adalah muslim. Islam telah menjadi agama terbesar kedua di negara ini.
Meski komunis pernah berjaya cukup lama di Rusia, namun Islam lebih dulu hadir di sini. Menurut sejarah, kelompok muslim dari Turki – Ottoman, Iran, wilayah Kaukasus dan beberapa negara di Asia tengah adalah pembawa Islam pertama ke tanah Rusia.
Honey Ladies Spa, satu-satunya spa halal di kota Moskow menjadi tujuan tim Jazirah Islam. Sang pemilik, Yuliya Khasanova, memulai bisnis spa ini sekitar 5 tahun silam. Yuliya sebagai seorang muslimah dan pengusaha, menyadari bahwa menjadi cantik juga harus sesuai dengan syariat Islam.
Tak heran, selain mewajibkan seluruh karyawannya memakai hijab, Yuliya juga sangat memperhatikan asal usul produk yang digunakan dalam perawatan.
Honey Ladies Spa sebenarnya seperti spa pada umumya. Perawatan yang ditawarkan ada perawatan wajah, kuku dan perawatan tubuh. Yang membedakan dengan spa lain, spa milik Yuliya ini khusus untuk perempuan dan muslimah dan seluruh produk yang digunakan halal.
Selain para muslimah dari Kota Moskow, beberapa pelanggan Yuliya juga datang dari kota tetangga, seperti Gazan dan Grozny, yang merupakan kantong muslim Rusia.
Besarnya angka muslim di Moskow, membuat pemerintah Rusia menyadari hal ini juga harus diimbangi dengan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup. Selain produk siap saji, proses pemotongan hewan juga telah diorganisir oleh pemerintah di bawah pengawasan kementerian agama Rusia.
Perjuangan Yuliya hingga bisa berhijrah dan akhirnya sukses menjadi pengusaha wanita, bukan seperti membalikkan telapak tangan. Sebagai gadis dari kota kecil yang datang merantau, Yuliya harus melewati kerasnya kehidupan Moskow.
Yuliya, dilahirkan sebagai muslim, adalah gadis keturunan Tatar. Etnis asli Rusia, yang mayoritas beragama Islam. Yuliya mengakui, meski dilahirkan sebagai muslimah, dahulu kehidupan Yuliya sangat jauh dari nilai-nilai Islami.