![]() |
Tempurung Eunotosaurus, Kura-kura Purba (Tyler R Lyson) |
Kamu tau kura-kura kan? Dan pastinya kamu juga nggak bakal asing lagi sama salah satu bagian tubuhnya yang eye catching banget, yaitu tempurung. Kalo mungkin selama ini kamu selalu diajarin dan percaya, kalo tempurung si kura-kura ini punya fungsi sebagai pelindung. Maka ada sebuah temuan terbaru lewat sebuah penelitian terhadap kura-kura purba, yaitu penemuan fossil kura-kura yang berumur 8 tahun yang mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan. Karena bukan sebagai pelindung, ternyata inilah fungsi sebenernya dari tempurung kura-kura.
Tempurung buat menggali liang di tanah
Dari penemuan ini peneliti melihat sisa sisa dari 47 kura kura proto purba (Eunotosaurus africanus),yaitu jenis reptil purba yang punya tempurung sebagian. Para peneliti juga nemuin kalo hewan itu punya tulang rusuk yang lebih lebar.
2
Karena waktu itu buat melarikan diri dari lingkungan di Afrika Selatan
"Kenapa tempurung kura-kura berkembang? Itu pertanyaan serius dan jawabannya jelas, buat perlindungan," jelas Tyler Lyson, Kurator Paleontologi Vertebrata di Museum Alam dan Ilmu Pengetahuan Denver.
"Tapi, awalnya fungsi tempurung kura-kura nggak buat perlindungan tapi buat menggali tanah. Mereka melakukannya buat melarikan diri dari lingkungan yang nggak bersahabat di Afrika Selatan, tempat dimana mereka tinggal," terang Tyler.
Sedikitnya penemuan fossil bikin penelitian tersendat

via dkpopnews.com
"Kami tahu dari catatan fosil dan mengamati gimana tempurung kura-kura modern berkembang dan salah satu perubahan besarnya adalah tulang rusuk yang tambah melebar," ujar Lyson.
Kalo kura-kura punya tulang rusuk yang lebar, yang ada malah jadi lambat!

via cybrspaceandtime.com
Semua berkat bocah 8 tahun bernama Kobus Snyman

via Phys.org
Fungsi tempurung sebagai penggali bikin kura-kura bisa terhindar dari kepunahan periode Permian-Triassic

via prometheus2-movie.com
"Aku ingin ngucapin rasa terima kasihku ke Kobus Snyman, karena tanpa dia yang nemuin fossil itu dan membawahnya ke Fransie Pienaar Museum di Prince Albert, studi ini nggak bakal bisa berjalan sampai sekarang." kata Bruce Rubidge, seorang professor diEvolutionary Studies Institute di University of Witwatersrand, Johannesburg.