CINTABERITA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping telah memperingatkannya bahwa akan ada perang jika Manila mencoba menerapkan sebuah keputusan arbitrase dan mengebor minyak di bagian yang dipersengketakan dari Laut China Selatan.
Hal itu disampaikan Duterte dalam pidatonya hari ini (Jumat, 19/5).
"Kami bermaksud mengebor minyak di sana. Jika itu milik Anda, itu adalah pandangan Anda. Tapi pandangan saya adalah, saya bisa mengebor minyak, jika ada beberapa di dalam perut bumi karena ini adalah milik kita," kata Duterte saat menjelaskan kembali percakapannya dengan Xi beberapa waktu lalu seperti dimuat Reuters.
"Tanggapannya kepada saya, 'kami berteman, kami tidak ingin bertengkar dengan Anda, kami ingin mempertahankan kehadiran hubungan hangat, tapi jika Anda memaksakan masalah ini, kami akan berperang.'," sambung Duterte, mengulangi tanggapan dari Xi.
Pernyataan Duterte tersebut seolah membalik komentar kritikus yang menilai bahwa Duterte akan bersikap lunak terhadap Beijing untuk mendorongnya agar mematuhi sebuah penghargaan tahun lalu oleh Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag, yang memutuskan untuk mendukung Filipina.
Penghargaan Den Haag tersebut memperjelas hak kedaulatan Filipina di Kawasan Ekonomi Eksklusif seluas 200 mil untuk mengakses ladang minyak dan gas lepas pantai, termasuk Reed Bank, 85 mil laut di lepas pantai.
Ini juga membuat klaim sembilan baris di China yang tidak sah pada peta yang menunjukkan kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan.